Jumat, 07 Maret 2014

Penalaran

1.PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Menurut kamus Bahasa Indonesia
Pe.na.lar.an : [n] cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran: kepercayaan takhayul serta ~ yg tidak logis haruslah dikikis habis; (2) hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dng nalar dan bukan dng perasaan atau pengalaman; (3) proses mental dl mengembangkan pikiran dr beberapa fakta atau prinsip
  
Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli :
1.       Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoningmerupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2.       Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3.       Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif :

Metode induktif
1. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:

-   Jika dipanaskan, besi memuai.
    Jika dipanaskan, tembaga memuai.
    Jika dipanaskan, emas memuai.
    Jika dipanaskan, platina memuai.

-   Jika dipanaskan, logam memuai.
    Jika ada udara, manusia akan hidup.
    Jika ada udara, hewan akan hidup.
    Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

-   Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Metode deduktif
2. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

2. PROPOSISI
Arti Proposisi:
Proposi adalah ekspresi verbal dari putusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu (predikat) terhadap sesuatu yang lain (subyek) yang dapat dinilai benar atau salah.
Unsur-unsur Proposisi.
·         Term subyek
·         Term predikat
·         Kopula

KLASIFIKASI PROPOSISI
1. Proposisi kategoris adalah proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran tidak disertai dengan syarat. 2. Proposisi Hipotetis adalah proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkarannya selalu disertai dengan syarat
Klasifikasi proposisi kategoris

Berdasarkan jenis kata pada term subyek dan predikat.
a)      Proposisi kategoris standar.
b)      Proposisi kategoris tidak standar

Berdasarkan kuantitasnya.
a)      Proposisi singular
b)      Proposisi partikular
c)       Proposisi universal

Berdasarkan kualitasnya.
a)      Proposisi afirmatif
b)      Proposisi negatif

Berdasarkan kuantitas dan kualitasnya
a)      Proposisi universal afirmatif. A
b)      Proposisi Partikular afirmatif. I
c)       Proposisi singular afirmatif. A
d)      Proposisi universal negatif. E
e)      Proposisi partikular negatif. O
f)       Proposisi singular negatif. E
Keterangan :
·         Huruf A dan I, diambil dari kata affirmo/affirmare, berarti saya mengakui/mengiyakan.
·         Huruf O dan E, diambil dari kata Nego/negare, berarti saya menyangkal

PROPOSISI
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Contoh :               - Besi bila dipanaskan memuai
                                - Bung Tomo adalah pahlawan

Semua pernyataan pikiran yang mengungkapkan keinginan dan kehendak serta tidak dapat dinilai benar dan salahnya, bukanlah proposisi.
Contoh :               - Ambilkan aku segelas air
- Semoga Tuhan selalu melindungimu

Proposisi menurut bentuknya dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1.       Proposisi Kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat.
Contoh :  - Budi sedang sakit
               - Anak-anak yang tinggal di asrama adalah mahasiswa
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari : satu term subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier.
·         Subyek adalah term yang menjadi pokok pembicaraan.
·         Predikat adalah term yang menerangkan subyek.
·         Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat.
·         Quantifier adalah kata yang menunjukkan banyak- nya satuan yang diikat oleh term subyek.
Contoh : - Sebagian manusia adalah mahasiswa
          (1) Quantifier (2) Term subyek (3) Kopula (4) Term Predikat
              - Semua mahasiswa tidak buta huruf
      (1) Quantifier (2) Term subyek (3) Kopula (4) Term predikat

Quantifier menunjukkan kuantitas proposisi . Dalam keadaan apapun subyek selalu mengandung jumlah satuan yang diikat.
Kopula menunjukkan kualitas proposisi . Bila ia mengiyakan disebut proposisi positif dan bila mengingkari disebut proposisi negatif.

Dari kombinasi kuantitas dan kualitas proposisi, maka kita mengenal 6 macam proposisi, yaitu :
1.       Universal positif, contoh : Semua manusia akan mati.
2.       Partikular positif, contoh : Sebagian manusia adalah guru
3.       Singular positif, contoh : Rudi adalah pemain bulu tangkis
4.       Universal negatif, contoh : Semua kucing bukan burung
5.       Partikular negatif, contoh : beberapa mahasiswa tidak lulus
6.       Singular negatif, contoh : Rina bukan gadis pemalu
Dengan pembahasan di atas, maka kita mengenal lambang permasalahan dan rumus proposisi sebagai berikut :
Lambang              Permasalahan                   Rumus
A                             Universal positif               Semua S adalah P
I                               Partikular positif               Sebagian S adalah P
E                              Universal negatif              Semua S bukan P
O                             Partikular negative          Sebagian S bukan P
·         Dalam menentukan apakah suatu proposisi itu positif atau negatif, kita tidak boleh semata-mata berdasarkan ada atau tidak adanya indikator negatifnya, seperti : tak, tidak atau bukan.
·         Indikator itu menentukan negatifnya suatu proposisi apabila ia berkedudukan sebagai kopula. Bila indikator tidak berkedudukan sebagai kopula proposisi itu adalah positif.
Perhatikan proposisi-proposisi berikut ini :
·         Semua yang tidak rajin bekerja mendapat sedikit.
·         Tidak semua orang pandai pidato.
·         Sebagian orang mempunyai harta yang melimpah bukan karena jerih payahnya.
2.       Proposisi Hipotetik
·         Proposisi hipotetik adalah proposisi yang mengandung pernyataan dengan syarat.
Proposisi kategorik - Kopulanya : adalah, bukan, tidak. - Kopulanya : menghubungkan 2 buah term.
Proposisi hipotetik  - Kopulanya : apabila, jika, manakala. - Kopulanya : menghubungkan 2 buah pernyataan (sebab-akibat).

Contoh : Jika permintaan bertambah, maka harga akan naik.
Proposisi hipotetik mempunyai 2 buah bentuk, yaitu :
1. Bila A adalah B, maka A adalah C.
Contoh : - Bila Budi rajin, ia akan naik kelas
                      (A)    (B)   (A)           (C)
- Jika tanaman sering diberi pupuk, maka ia akan subur.
2.Bila A adalah B, maka C adalah D.
Contoh : - Bila hujan turun, maka saya naik becak.
                       (A)      (B)            (C)          (D)
- Bila permintaan bertambah, harga naik
              (A)                (B)               (C)      (D)

3.       Proposisi Disyungtif
Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung pernyataan pilihan.
·         Proposisi hipotetik - Kopulanya : menghubungkan 2 buah pernyataan(sebab-akibat)
·         Proposisi disyungtif - Kopulanya : menghubungkan 2 alternatif
Contoh : - Budi ada di rumah atau di sekolah. - Jika bukan Budi yang mencuri, maka Agus.

Proposisi disyungtif mempunyai 2 bentuk, yaitu :
Proposisi disyungtif sempurna mempunyai alternatif kontradiktif. Rumusnya adalah : A mungkin B mungkin non B.
Contoh : - Budi berbaju putih atau non putih. - Agus berbahasa Arab atau berbahasa non Arab.
Proposisi disyungtif tidak sempurna. Proposisi ini alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif. Rumusnya adalah : A mungkin B mungkin C
Contoh : Budi di toko atau di rumah. Budi berbaju hitam atau berbaju putih. PSSI kalah atau menang.

3.Informasi dan Implikasi
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari ordersekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda.Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi . Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan,negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi informasi menurut beberapa ahli:
1. JONER HASUGIAN Informasi adalah sebuah konsep yang universal dalam jumlah muatan yang besar, meliputi banyak hal dalam ruang lingkupnya masing-masing dan terekam pada sejumlah  media
2. KENNETH C. LAUDON Informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia
3. ANTON M. MOELIONO Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Informasi juga merupakan keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan
4. GORDON B. DAVIS Informasi adalah data yang telah dirposes/diolah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya
5. ROBERT G. MURDICK Informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah/diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan/penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan
6.KUSRINI Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ni atau mendukung sumber informasi
7.DAVIS Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang
8.MC LEOD Infomasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti
9.FIRMANZAH Informasi adalah data dan angka yang sudah diberi makna dan nilai
10.JEREMY POPE Informasi adalah kekuasaan. Semakin banyak orang memiliki informasi, pembagian kekuasaan akan semakin luas

IMPLIKASI
Implikasi dapat merujuk kepada:

Dalam manajemen:
·         Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
·         implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
Dalam logika:
·         Implikasi logis dalam logika matematika
·         kondisional Material dalam falsafah logika
Dalam linguistik:
·         Implikasi (pragmatis)
·         Entailmen (pragmatics)
Kegunaan lain:
·         Dalam matematika, fungsi dapat merupakan implisit.
·         Diagnosa medis (penyelidikan ilmiah), dalam ilmu kedokteran forensik, hipotesis penyebab adalah implikasi atau indikasi alasan pada kondisi yang dapat ditemukan yang dapat memberikan penyebab.

Menurut kamus besar Bahasa indonesi
-          im·pli·ka·si n 1 keterlibatan atau keadaan terlibat: -- manusia sbg objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya; 2 yg termasuk atau tersimpul; yg disugestikan, tetapi tidak dinyatakan: apakah ada -- dl pertanyaan itu?;
-          ber·im·pli·ka·si v mempunyai implikasi; mempunyai hu-bungan keterlibatan: kepentingan umum ~ pd kepentingan pribadi sbg anggota masyarakat;
-          meng·im·pli·ka·si·kan v melibatkan;
-          ter·im·pli·ka·si v termasuk atau tersimpul; terlibat

4.       Wujud Evidensi
Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu
Pada dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya. Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut, apakah semua bahan keteraangan itu merupakan fakta.
Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata. Bila seorang mengatakan bahwa ia telah melihat kapal musuh mendarat di sebuah pantai yang sepi, itu baru merupakan informasi.
Ada kemungkinan bahwa bisa terjadi kesalahan dalam evidensi itu. Dalam hal ini pembela akan mengajukan evidensi yang lain dengan mengatakan bahwa seorang yang lain telah mencuri pisau itu dan telah mempergunakannya untuk melakukan pembunuhan. Secara diam-diam pisau itu dikembalikan dan tanpa sadar telah dipegang oleh pemiliknya itu. Fakta-fakta yang dipergunakan sama, hanya proses penalaran yang disusun berdasarkan fakta-fakta itu berlainan.

5. Cara Menguji Fakta
a.    Konsistensi : Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain.
b.    Koherensi : Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan dipergunakan sebagai evidensi harus pula koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku. Bila penulis menginginkan agar sesuatu hal dapat diterima, ia harus meyakinkan pembaca bahwa karena pembaca setuju atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang menemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain, yaitu konklusinya.

6.Cara Menguji Autoritas
a. Tidak Mengandung Prasangka : dasar pertama yang perlu diketahui oleh penulis adalah bahwa pendapat autoritas sama sekali tidak boleh mengandung prasangka. Yang tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli itu sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa autoritas itu tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya.
b. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas : dasar kedua yang harus diperhitungkan penulis untuk menilai pendapat suatu autoritas adalah menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya tadi.
Walaupun jaman kita ini sudah begitu condong atau cenderung dengan berbagai macam spesifikasi, namun kita tidak boleh mengabaikan keahlian seseorang dalam beberapa macam bidang tertentu.
c. Kemashuran dan Prestise : faktor ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai autoritas adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi di balik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Seorang yang menjadi terkenal karena memperoleh lima medali emas berturut-turut  dalam pertandingan lomba lari jarak lima ribu meter, diminta pendapatnya tentang cara-cara pemberantasan korupsi.
d. Koherensi dengan Kemajuan : hal keempat yang perlu diperhatikan penulis argumentasi adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang itu.
Pengetahuan dan pendapat terakhir tidak selalu berarti bahwa pendapat itulah yang terbaik. Tetapi harus diakui bahwa pendapat-pendapat terakhir dari ahli-ahli dalam bidang yang sama lebih dapat diandalkan, karena autoritas-autoritas semacam itu memperoleh kesempatan yang paling baik untuk membandingkan semua pendapat sebelumnya, dengan segala kebaikan dan keburukannya atau kelemahannya, sehingga mereka dapat mencetuskan suatu pendapat yang lebih baik, yang lebih dapat dipertanggung jawabkan.
Sebab itu untuk memberi evaluasi yang tepat terhadap autoritas yang dikutip, pengarang harus menyebut nama autoritas, gelar, kedudukatif, dan sumber khusus tempat kutipan itu dijumpai. Bila mungkin penulis harus mengutip setepat-tepatnya kata-kata atau kalimat autoritas tersebut.
Untuk memperlihatkan bahwa penulis sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, maka sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan hanya pada satu autoritas.

http://carapedia.com/pengertian_definisi_informasi_menurut_para_ahli_info504.html

http://demilanisa.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmla

Tidak ada komentar:

Posting Komentar